Dealer Suzuki Mobil

http://suzukimobil-jkb.blogspot.com/

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, January 9, 2013

Makna Belahan Jiwa yang Utuh



 

Makna Belahan Jiwa yang Utuh

Pasangan hidup yang sejati bukanlah pasangan hidup yang mempunyai kesamaan dalam segala hal. Namun pasangan hidup yang sejati adalah pasangan hidup yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Sehingga kekurangan di satu pihak akan terisi oleh kelebihan di pihak yang lain begitu pula sebaliknya.“

Jadi pasangan hidup yang sejati bagaikan hati di belah dua. Sesuatu yang kelihatan sama tapi tidak sama karena yang satu ada disebelah kiri dan lainnya ada disebelah kanan. Bila keduanya disatukan jadilah bagaikan hati yang utuh dan sempurna.

Pasangan hidup sejati dapat pula diandaikan bagai sebuah jiwa yang dibagi dua sama sisi. Yang satu dengan yang lain akan disebut sebagai jiwa yang utuh bila keduanya bersatu. Namun bila keduanya terpisah maka jiwa tersebut tidaklah utuh dan selalu merana karena ketidak utuhan tersebut.

Jadi pasangan sejati bukanlah seperti pasangan yang mempunyai belahan hati atau jiwa yang sama sama sebelah kiri dan bukan pula yang sama-sama sebelah kanan. Karena bila keduanya disatukan akan tetap menjadi hati atau jiwa yang hanya punya sebelah tidak menjadi sesuatu yang utuh dan sempurna.

Bila seseorang sudah merasa sebagai belahan jiwa bagi pasangannya, maka dia akan merasakan apa yang bagian lain rasakan walaupun mereka berada pada jarak yang berjauhan. Mereka akan berkomunikasi dengan getaran jiwa masing-masing tanpa dapat dimengerti kejadian prosesnya.

Pasangan jiwa yang utuh akan melakukan suatu tarikan antara belahan jiwa yang satu dengan yang lainnya untuk berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pasangannya. Pasangan jiwa yang utuh ini adalah pasangan suami istri yang menyatu. Sehingga kebahagiaan dari suaminya adalah pada saat istrinya merasakan bahagia begitu pula sebaliknya. Karena bila yang satu membuat pasangannya menderita pada dasarnya dia telah membuat dirinya sendiri menderita. Sebagaimana tangan kanan kita apabila yang sebelah kiri terluka maka tangan yang kanan akan berupaya membantunya agar luka yang ada bisa disembuhkan dengan baik.

Oleh karena itu, perhiasan yang paling istimewa di dunia ini bagi seorang suami adalah mempunyai seorang istri yang menyenangkan batinnya, begitu pula sebaliknya. Jadi pasangan hidup yang diharapkan adalah pasangan yang dapat membuat kenyaman hatinya saat di rumah dan juga saat di luar rumah. Secara fitrahnya bila seseorang telah berkeluarga maka imannya akan sempurna, kebahagiaannya akan berlipat dan kedamaiannya akan meresap dalam keluarga tersebut.

Yang perlu kita ketahui bahwa manusia diciptakan di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta. Ibadah manusia kepada-Nya dapat dalam berbagai bentuk, salah satu diantaranya adalah saling menyempurnakan pasangan hidupnya. Bila itu tidak dilakukan maka pada dasarnya seseorang telah menyalahi aturan kehidupan yang sebenarnya, sehingga wajar saja bila batinnya tidak merasakan kebahagiaan yang hakiki.

Bila terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan serta membuat keduanya bertengkar secara terus menerus, berarti disini ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang tidak menempati pada fitrahnya. Karena pertengkaran itu bukanlah sebagai tujuan hidup suatu pernikahan. Yang terbaik bagi keduanya adalah sama-sama berintropeksi apa yang seharusnya mereka lakukan untuk kesempurnaan pasangannya. Bukan menuntut kesempurnaan dari pasangannya tanpa menyatukan diri kita dengannya, karena hal itu tidak mungkin tercipta tanpa penyatuan keduanya secara utuh.

Perceraian umumnya disebabkan oleh tuntutan dari masing-masing yang mengharuskan pasangannya seperti dirinya. Padahal belahan jiwa sejati adalah sesuatu yang sama namun tidak sama. Bila semuanya sama maka tak perlu lagi adanya penyatuan jiwa. Seorang pasangan hidup yang baik itu antara yang satu dengan yang lainnya akan saling menutupi kekurangannya serta saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan hidupnya.

Ada satu hal yang kadang orang memahaminya setengah-setengah akan hak dan kewajiban masing-masing. Seorang suami kadang hanya menuntut haknya dengan meminta pelayanan terbaik dari istrinya begitu pula istri selalu menuntut hak akan perhatian dari suaminya. Padahal hak dan kewajiban ini harus beriring dan seimbang. Pada saat kita menuntut hak maka pada saat yang bersamaan kitapun dituntut untuk melakukan kewajiban pada pasangan kita. Namun, bila cinta dan kasih sayang sudah meresap pada pasangan hidup masing-masing. Maka hak dan kewajiban bagaikan sebuah kehidupan yang menghiasi keindahan mereka bersama.

Berdasarkan pengalamanku terutama pada awal pertemuan dengan calon istriku. Rasa cinta yang kurasakan saat itu tidaklah semanis yang kurasakan saat ini. Dulu yang kurasakan saat berdekatan dengan calon istriku adalah detakan jantung yang membuat darah mendidih. Ingin rasanya tangan ini meremas tangannya, badan ini memeluk tubuhnya dan bibir ini mencium keningnya. Namun yang kurasakan dalam hati kecilku rasa ketakutan dan keberanian yang saling tarik menarik untuk mendekati dan sekaligus menjauhi keinginan itu.

Setelah ikatan suci disahkan, yang kurasakan saat berdekatan dengannya adalah rasa kesejukan yang meresapi dalam seluruh jiwa dan ragaku. Saat meremas tangannya, tanganku terasa memegang intan permata yang tak ada duanya di alam semesta ini. Saat memeluk tubuhnya, jiwaku terasa menyatu dengan jiwanya menjadi suatu jiwa yang utuh dan sempurna. Saat mencium keningnya, bibirku terasa mencicipi air talaga surga yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Hati kecilku merasakan kebahagiaan surga dunia yang menggetarkan setiap sel didalam ragaku.

Saat aku berada di tempat yang jauh dan merasakan kerinduan pada pasangan hidupku, maka aku langsung menelponnya. Dan pada saat yang bersamaan belahan jiwakupun merasakan yang sama sehingga kerinduan itu menyatu menjadi sebuah keutuhan yang sempurna. Ini memperlihatkan bahwa ada suatu ikatan batin yang menyatu yang saling berkomunikasi antara satu sama lain. Peristiwa ini saya namakan sebagai komunikasi getaran jiwa yang sama.

Saat kami bersama kembali, yang kurasakan adalah kedamaian yang meresap dalam jiwa. Semua rasa resah dan gelisah terus tercurahkan dengan bebasnya pada belahan jiwaku ini. Saat istriku menangis untuk mencurahkan rasa sedihnya. Diriku menjadi tumpahan kesedihannya dan diriku bagaikan seorang kesatria yang menghiburnya sehingga kesedihan itu berubah menjadi canda yang menghangatkan dunia.

Begitu pula pada saat diri ini merasakan uneg-uneg yang luar biasa pada lingkungan kerjaku. Akupun mencurahkannya pada belahan jiwaku sehingga yang kurasakan adalah perubahan dari hati yang gelisah menjadi hati yang damai. Itulah nikmatnya berada disisi belahan jiwa kita.
Sesuatu kekurangan kita tertutupi dengan kelebihan yang dipunyai pasangan hidup kita. Begitu pula sebaliknya. Jadi yang namanya belahan jiwa bukanlah segala sesuatu yang serba sama tapi sesuatu yang berbeda yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga tercapai kesempurnaan hidup di dunia ini. Bagaimanapun juga belahan jiwa akan selalu saling mengisi dan terus memberikan yang terbaik buat pasangannya masing-masing.

CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali



 

CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali

 

Istilah CLBK alias cinta lama bersemi kembali kayaknya saat ini emang lagi musim-musimnya dibicarain. Apalagi kalau nggak salah satunya karena tayangan acara sebuah televisi berbentuk reality show yang menayangkan berbagai model pasangan yang kepengennya sih, balikan lagi!

Yup, kata putus atau bahkan pacaran berakhir dengan acara marah-marahan emang nggak jadi jaminan kalau setelah itu ada yang ngerasa kangen, masih sayang, atau bahkan pengen balikan lagi. Dan ketika rasa cinta itu masih ada, bahkan meskipun si mantan udah punya yang baru, tetap aja kata balik itu terdengar masih bisa diperjuangkan.

Lihat aja deh di acara CLBK. Banyak cowok atau cewek yang ngerasa dirinya pantas untuk balikan lagi dan ngerasa pantas untuk dimaafin kesalahannya yang udah-udah. So, perjuangan pun akhirnya dilakukan.

Dan simak juga deh, kebanyakan mantan pasangan yang ada di acara tersebut akhirnya bisa juga lho balikan lagi. Tentunya, mereka-mereka yang bisa balikan ini harus melewati perjuangan ekstra keras dong ya buat bisa sampai pada kata BALIK!

Jadi kalau Youngsters merasa ingin dan pantas untuk balikan lagi sama mantan, kenapa nggak?! Walaupun itu dulu pernah melewati pertengkaran hebat, meskipun sang mantan kini udah punya gebetan baru, nggak ada kata terlambat dan nggak ada kata nggak mungkin kok.

Tentunya ada beberapa kalimat kunci dong yang mesti Youngsters perhatiin kalau mau balikan lagi. Misalnya nih kayak, Youngsters sungguhan yakin nggak pengen balikan, yakin nggak buat berubah menjadi lebih baik biar nggak ada kata putus lagi, dan tentu yang utama, berani nggak buat memperjuangkan kata balik itu sendiri?! Kalau jawabannya iya semua, berarti Youngsters emang siap dan butuh untuk balik! Oke?! (ika)

Bukan Permainan

Inget sama lirik lagunya Gita Gutawa yang kayak begini nggak? “Bila nanti aku pergi, jangan lagi panggil ku kembali. Kita bisa balik lagi… pisah lagi… Apa kau mengerti, bahwa ini bukanlah… bukan permainan…”

Sebetulnya lagu yang satu itu emang ngisahin seorang cewek yang capek bolak balik putus nyambung sama pacarnya. Biarpun di usia kita pacaran itu emang nggak selalu berarti buat nikah, tapi juga lantas bukan berarti begitu gampangnya buat main-main kan?!

Jadi biar nggak terjebak dalam permainan putus nyambung melulu, ada beberapa hal nih yang perlu diwaspadain. Misalnya saja kalau balikny aitu karena sang mantan yang ngiket. Jadi ketika kita udah putus, terus sang mantan ngerayu-ngerayu ngajak balikan, tapi akhirnya ketika balikan nggak ada yang berubah dan selalu ada masalah yang sama, ya mending nggak aja deh buat CLBK-an.

So kalau emang nggak suka lagi dan capek buat putus nyambung, mending emang nggak usah balikan deh sarannya. Berani dong untuk bilang nggak! Jangan karena rasa nggak tega atau merasa dia akan berubah padahal ujung-ujungnya ya… sama lagi terus masalahnya…. (ika)

Soulmate, Nostalgia, Atau Iseng?!

Yang namanya perasaan pengen balikan lagi itu sebetulnya ada beberapa alasan lho. Karena emang soulmate sampai rasanya susah ngelupain sang mantan, karena nostalgia dengan keinget masa-masa pacaran dulu, atau karena iseng? Yuk… kita bedah satu-satu…

Yang namanya alasan buat balik itu memang bisa karena soulmate. Ciri-cirinya kayak begini nih… Ketika putus meskipun itu karena berantem, Youngsters ngerasa nggak mudah buat ngelupain mantan. Nggak hanya sebentar lho! Karena kayak beginian ini bisa lama rasanya.

Udah begitu meskipun Youngsters udah punya orang lain, rasanya cuman si mantan ini sajalah yang serba kerasa pas, selalu bisa ngerti, dan klik sama kita. Dan ternyata ini nggak hanya dirasakan sama Youngsters semata. Si mantan pun ternyata juga merasakan hal yang sama.

Kalau udah begitu, ini dia yang namanya cinta soulmate. Apalagi kalau setiap masing-masing punya komitmen untuk mau memperjuangkan hubungan yang baru lagi. Kalaupun balikan, kayaknya sama-sama emang cocok dan sah-sah aja deh!

Eit, tapi Youngsters juga perlu ngebedain lho sama yang namanya perasaan nostalgia. Ciri-cirinya nih begini… kalau pas udah lama putus atau nggak ketemu, terus ketemuan lagi, ngerasa jadi keinget sama yang indah-indah pas pacaran dulu, tapi masing-masing masih egois untuk nggak berubah dan nggak mau belajar dari kejadian dulu pas putus.

Hm… kalau yang kayak gini ini perlu diwaspadai nih! Soalnya nggak menutup kemungkinan kalaupun nanti sampai balikan lagi, jadinya toh paling-paling ya putus nyambung putus nyambung lagi. Fuih, apa nggak capek tuh kalau kayak begitu?

Jadi sebelum balikan lagi, mending kita inget-inget deh apa yang membuat kita putusa sama doi. Kalau emang karena hal yang susah buat dimaafin, atau kalaupun ternyata sang mantan masih nggak berubah dengan kebiasaan buruk yang nggak kita suka, ngapain mesti balik?

Dan parahnya lagi kalau alasan pengen baliknya itu karena iseng. Jadi daripada nggak ada pacar atau daripada susah nyari pacar baru, jadinya yang ada niatan balikan deh. Ih… nggak banget deh ya kalau alasannya kayak beginian! Nggak menutup kemungkinan deh kalau akhir kejadiannya kayak lagunya Gita Gutawa yang Bukan Permainan. (ika)

Dari Mantan jadi Sobatan

Habis putus jadi akur, eit, kalau pengennya kayak begitu nggak mesti berarti harus jadian lagi kok. Soalnya yang namanya istilah dari mantan jadi sobatan ternyata sah-sah saja kok.

Lihat aja tuh selebritis kita si Rafly Ahmad dan Bella, atau kalau di negara bule ada Justin Timberlake sama Brithney Spears, dan kalau artis yang gaek ada Titi DJ sama Indra Lesmana. Biar secara dulunya pernah pacaran, tapi nggak menutup kemungkinan kok di masa selanjutnya justru bisa jadi sobatan akrab.

Emang sih, nggak sedikit orang yang bilang kalau temenan dan pacaran itu bisa bikin sebuah hubungan jadi kerasa beda. Juntrungnya, jadi nggak sedikit juga orang yang ngerasa nyaman untuk berhubungan dengan orang lain daripada kalau dia dan orang lain itu pacaran.

Jadi kalau emang ngerasa kok lebih baik mending temenan daripada pacaran, itu pun oke-oke aja lho dilakukan. Jadi kitanya pun nggak mutusin komunikasi atau sampai punya musuh gara-gara habis bubaran dari pacaran.

Jalan bareng lagi sesekali sama mantan yang udah jadi sohib juga sah buat dijalanin. Dan eit satu lagi, kita juga mesti nyadar lho dengan komitmen dari mantan jadi sobatan. Asalkan, jangan sampai nostalgia, terlibat cinlok lagi, atau sampai iseng minta balikan cuman gara-gara daripada kosong nggak punya pacar!

Terus biar hubungan sobatan dengan sang mantan ini langgeng, kita pun juga mesti baik-baik dong sama pacarnya mantan yang baru. Hati-hati dan jangan sampai kejadian saja kalau si pacarnya mantan yang baru ini jadi cemburu sama kita karena merasa kitanya lebih dekat daripada si pacar baru itu sendiri.





Cinta Lama Bersemi Kembali

Apa maksud semua ini???
Hatiku berubah-ubah tak pasti
Perasaanku bergejolak tak menentu
Apakah ini yang disebut...
Cinta lama bersemi kembali???

Entahlah,,,
Mengapa kalbuku begitu rapuh
Mengapa aku tak jua kuasa
Menahan rasa yang menggebu-gebu ini

Cinta...
Andai kau tahu betapa ku cintaimu
Andai kau tahu betapa ku sayangimu
Andai kau tahu seberapa besar perasaanku padamu

Asaku merintih
Karena ku tahu kau memilihnya
Tanpa kau tahu
Betapa kelunya hidupku melihatmu dengannya

Kini...
Aku belajar melupakanmu
Aku mencoba tuk tinggalkanmu
Aku berlari dibalik senyuman seseorang
Seseorang yang tak pernah kucintai
Seseorang yang diam-diam ku torehkan luka padanya
Karena ia hanya pelarianku
Pelampiasan asaku padamu...

Namun,,,
Di kala hati ini sedang belajar mencintainya
Di kala hati ini sedang belajar menyayanginya
Kau mengetuk pintu hatiku lagi
Pintu hatiku yang selama ini tertutup untukmu

Aku tahu...
Aku memang egois...
Aku benar-benar menorehkan luka padanya
Mungkin luka yang benar-benar mendalam

Tapi apalah dayaku...
Cinta lama bersemi kembali
Hingga cintaku untuknya
Kandas tenggelam di samudra...
 

10 Kesalahan Seseorang Yang Jatuh Cinta



 

10 Kesalahan Seseorang Yang Jatuh Cinta

Jatuh cinta… berjuta rasanya… begitu kata orang2 dulu. Jatuh cinta memang indah, sehingga seringkali membuat orang menjadi buta/lupa diri. Berikut 10 kesalahan yang aku dapet di internet yang kerap dilakukan ketika seseorang jatuh cinta, mudah2an bisa membantu kita untuk instrospeksi diri. Hehehehe.. sok tau yak.. Menciptakan hubungan asmara tanpa membangun persahabatan dengannya.
Kala sedang jatuh cinta, kita tentu akan merasakan perasaan sayang yang sangat mendalam. Tapi yang perlu diingat, jangan lupa luangkan waktu sedikit banyak untuk mengetahui atau memperhatikan apa yang sesungguhnya ia inginkan atau ia perlukan. Sisihkan waktu untuk mempelajari kepribadiannya dan bukan hanya fisik semata. Toh akhirnya kepribadian akan lebih menarik dari segalanya.
·  Tidak jujur kepada diri sendiri.
Seringkali orang yang sedang jatuh cinta memberikan batas toleransi yang berlebihan kepada pasangan. Mereka berpura-pura seolah-olah sikap pasangan bukan merupakan gangguan yang besar pada diri mereka atau mereka berharap agar masalah itu selesai seiring dengan berlalunya waktu. Segala kesalahan-kesalahan yang diciptakan pasangan juga bukan sebuah persoalan besar yang padahal ini sewaktu-waktu akan menjadi bom waktu yang akan membuat hubungan tersebut tidak lagi berjalan normal.
·  Tidak “memperhatikan” diri sendiri selama menjalin hubungan asmara.
Banyak orang yang lupa “memperhatikan” dirinya sendiri selama menjalin hubungan asmara. Kebanyakan orang yang sedang dimabuk cinta ingin selalu berduaan dengan kekasihnya. Sebentar-bentar rasa kangen mendera. Meski sudah menelphone dan juga bertemu beberapa waktu kemudian seakan lupa dan ingin sekali bertemu.
Akibatnya orang-orang di sekitar mereka merasa diabaikan sehingga lambat laun tanpa mereka sadari teman-teman pun menjauh. Ini mempunyai akibat yang buruk di masa mendatang. Kita akan dicap kuper dan bila kita sedang jenuh bersama sang kekasih, tidak ada seorang teman pun yang bersama dengan kita. Bila hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik, kita seolah melihat diri kita tengah berjalan pelan sementara orang lain sudah berlari dan jauh berada didepan kita.
·  Menggantungkan kebahagiaan diri kita ke pasangan.
Jika selama ini kita berpikir bahwa kebahagiaan kita bergantung pada pasangan, maka kita salah. Kita boleh jatuh cinta pada siapa saja namun tidak berarti bahwa orang tersebut dapat membuat kita bahagia. Kebahagiaan diri kita bergantung pada kita sendiri dan jangan sesekali kita memusatkan seluruh hidup dan perhatian hanya pada satu orang saja karena jika demikian, berarti kita telah menutup wawasan dan kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi diri kita sendiri.
·  Cinta membutuhkan waktu.
Seringkali seseorang lupa akan point yang penting ini. Cinta selalu membutuhkan waktu, baik untuk mengenal maupun untuk bertumbuh. Terlalu cepat memulai suatu hubungan berakibat kurang baik karena mungkin kita belum mengenal dengan baik karakter pasangan, sebaliknya jika kita terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk meninggalkan pasangan hanya karena permasalahan sepele juga kurang bijaksana. Karena itu sebaiknya beri waktu yang cukup bagi diri sendiri untuk mengenal pasangan.
·  Terlalu fokus pada sex.
Kita harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang senang menjadi objek sex. Jangan jadikan sex sebagai prioritas suatu hubungan, sebaliknya jadikan sex hanya sebagai pemanis dalam hubungan berdua (dengan catatan sex hanya boleh di lakukan bagi mereka yang sudah terikat oleh pernikahan). Terlebih pasangan mana yang ingin calonnya sudah rusak. So, fokuskan perhatian kita dalam membangun jalinan asmara yang solid bersamanya. Buatlah rencana yang jelas untuk masa mendatang.
·  Berkencan tanpa tujuan yang jelas.
Kencan memang merupakan aktivitas yang seru dan menyenangkan, namun jika kita tidak mempunyai tujuan yang jelas dan tidak tahu apa yang kita cari atau kita inginkan maka cepat atau lambat hal ini akan membuat diri kita menjadi lelah baik secara fisik maupun mental. Jadi lebih baik tentukan dahulu apa yang kita cari dari suatu hubungan asmara dan apa yang kita inginkan dari calon pasangan.
·  Tinggalkan prinsip bahwa sex dapat menyelesaikan semua masalah.
Walaupun kita bersedia menyerahkan diri kita seutuhnya kepada pasangan, tidak menjamin bahwa pasangan akan setia atau tidak akan meninggalkan kita. Segera ubah pola pikir kita. Jangan biarkan diri kita dibodohi dengan iming-iming jika kita bersedia melakukan hubungan sex maka pasangan akan semakin mencintai kita. Itu justru membuktikan bahwa pasangan tidak mencintai kita dan hanya menginginkan kesenangan semata.
·  Memprioritaskan kecantikan fisik.
Ini juga merupakan salah satu hal yang kerap terjadi. Umumnya kecantikan fisik menduduki skala prioritas utama dari pada kecantikan batin. Padahal kecantikan batin jauh lebih bermanfaat dan tahan lama.
·  Kembali melakukan kesalahan yang sama.
Pernahkah kita mengintrospeksi diri mengenai kegagalan asmara kita di masa lalu? Sebelum memulai hubungan yang baru, ada baiknya kita mengintrospeksi diri dan melihat kembali dimana kesalahan kita. Dengan mengetahui letak kesalahan, kita dapat belajar untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Agar Buah Hati Menjadi Penyejuk Hati

 

Agar Buah Hati Menjadi Penyejuk Hati

Kehadiran sang buah hati dalam sebuah rumah tangga bisa diibaratkan seperti keberadaan bintang di malam hari, yang merupakan hiasan bagi langit. Demikian pula arti keberadaan seorang anak bagi pasutri, sebagai perhiasan dalam kehidupan dunia. Ini berarti, kehidupan rumah tangga tanpa anak, akan terasa hampa dan suram.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Qs.al-Kahfi: 46)


Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (Qs. At-Taghaabun:14)

Makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakuakan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika menafsirkan ayat di atas, syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “…Karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Dan Dia memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya…” .

Kewajiban Mendidik Anak
Agama Islam sangat menekankan kewajiban mendidik anak dengan pendidikan yang bersumber dari petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”  (Qs. at-Tahriim: 6)

Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “(Maknanya):

 Ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan keluargamu.”
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya” .
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melarang Hasan bin ‘Ali radhiallahu ‘anhu memakan kurma sedekah, padahal waktu itu Hasan radhiallahu ‘anhu masih kecil, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hekh hekh” agar Hasan membuang kurma tersebut, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kita (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keturunannya) tidak boleh memakan sedekah?

Imam Ibnu Hajar menyebutkan di antara kandungan hadits ini adalah bolehnya membawa anak kecil ke mesjid dan mendidik mereka dengan adab yang bermanfaat (bagi mereka), serta melarang mereka melakukan sesuatu yang membahayakan mereka sendiri, (yaitu dengan) melakukan hal-hal yang diharamkan (dalam agama), meskipun anak kecil belum dibebani kewajiban syariat, agar mereka terlatih melakukan kebaikan tersebut .

Metode Pendidikan Anak yang Benar

Agama Islam yang sempurna telah mengajarkan adab-adab yang mulia untuk tujuan penjagaan anak dari upaya setan yang ingin memalingkannya dari jalan yang lurus sejak dia dilahirkan ke dunia ini. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (suci dan cenderung kepada kebenaran), kemudian setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka (Islam).”

Dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tangisan seorang bayi ketika (baru) dilahirkan adalah tusukan (godaan untuk menyesatkan) dari setan.”
Perhatikanlah hadits yang agung ini, bagaimana setan berupaya keras untuk memalingkan manusia dari jalan Allah sejak mereka dilahirkan ke dunia, padahal bayi yang baru lahir tentu belum mengenal nafsu, indahnya dunia dan godaan-godaan duniawi lainnya, maka bagaimana keadaannya kalau dia telah mengenal semua godaan tersebut?
Maka di sini terlihat jelas fungsi utama syariat Islam dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjaga anak yang baru lahir dari godaan setan, melalui adab-adab yang diajarkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhubungan dengan kelahiran seorang anak.

Sebagai contoh misalnya, anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi seorang suami yang akan mengumpuli istrinya, untuk membaca doa,
بسم الله اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَاz
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang suami yang ingin mengumpuli istrinya membaca doa tersebut, kemudian Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.”

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa syariat Islam merupakan satu-satunya metode yang benar dalam pendidikan anak, yang ini berarti bahwa hanya dengan menerapkan syariat Islamlah pendidikan dan pembinaan anak akan membuahkan hasil yang baik.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-’Utsaimin berkata, “Yang menentukan (keberhasilan) pembinaan anak, susah atau mudahnya, adalah kemudahan (taufik) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jika seorang hamba bertakwa kepada Allah serta (berusaha) menempuh metode (pembinaan) yang sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya (dalam mendidik anak), Allah
 Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya.” (Qs. ath-Thalaaq: 4)

Pembinaan Rohani dan Jasmani

Cinta yang sejati kepada anak tidaklah diwujudkan hanya dengan mencukupi kebutuhan duniawi dan fasilitas hidup mereka. Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu pemenuhan kebutuhan rohani mereka terhadap pengajaran dan bimbingan agama yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah bukti cinta dan kasih sayang yang sebenarnya, karena diwujudkan dengan sesuatu yang bermanfaat dan kekal di dunia dan di akhirat nanti.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi-Nya Ya’qub ‘alaihissalam yang sangat mengutamakan pembinaan iman bagi anak-anaknya, sehingga pada saat-saat terakhir dari hidup beliau, nasehat inilah yang beliau tekankan kepada mereka.

Allah berfirman,
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Rabb-mu dan Rabb nenek moyangmu, Ibrahim, Isma’il, dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang
Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya.’” (Qs. al-Baqarah: 133)

Renungkanlah teladan agung dari Nabi Allah yang mulia ini, bagaimana beliau menyampaikan nasehat terakhir kepada anak-anaknya untuk berpegang teguh dengan agama Allah , yang landasannya adalah ibadah kepada Allah  semata-semata (tauhid) dan menjauhi perbuatan syirik (menyekutukan-Nya dengan makhluk). Dimana kebanyakan orang pada saat-saat seperti ini justru yang mereka berikan perhatian utama adalah kebutuhan duniawi semata-mata; apa yang kamu makan sepeninggalku nanti? Bagaimana kamu mencukupi kebutuhan hidupmu? Dari mana kamu akan mendapat penghasilan yang cukup?

Dalam ayat lain Allah berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (Qs. Luqmaan: 13)

Lihatlah bagaimana hamba Allah yang shaleh ini memberikan nasehat kepada buah hati yang paling dicintai dan disayanginya, orang yang paling pantas mendapatkan hadiah terbaik yang dimilikinya, yang oleh karena itulah, nasehat yang pertama kali disampaikannya untuk buah hatinya ini adalah perintah untuk menyembah (mentauhidkan) Allah semata-mata dan menjauhi perbuatan syirik .
Manfaat dan Pentingnya Pendidikan Anak
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah – semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya – berkata, “Salah seorang ulama berkata, ‘Sesugguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat (nanti) akan meminta pertanggungjawaban dari orang tua tentang anaknya sebelum meminta pertanggungjawaban dari anak tentang orang tuanya. Karena sebagaimana orang tua mempunyai hak (yang harus dipenuhi) anaknya, (demikian pula) anak mempunyai hak (yang harus dipenuhi) orang tuanya.

Maka sebagaimana Allah berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْأِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْناً
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya.” (Qs. al-’Ankabuut: 8)

(Demikian juga) Allah berfirman,
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Qs. at-Tahriim: 6)

Maka barangsiapa yang tidak mendidik anaknya (dengan pendidikan) yang bermanfaat baginya dan membiarkannya tanpa bimbingan, maka sungguh dia telah melakukan keburukan yang besar kepada anaknya tersebut. Mayoritas kerusakan (moral) pada anak-anak timbulnya (justru) karena (kesalahan) orang tua sendiri, (dengan) tidak memberikan (pengarahan terhadap) mereka, dan tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban serta anjuran-anjuran (dalam) agama. Sehingga karena mereka tidak memperhatikan (pendidikan) anak-anak mereka sewaktu kecil, maka anak-anak tersebut tidak bisa melakukan kebaikan untuk diri mereka sendiri, dan (akhirnya) merekapun tidak bisa melakukan kebaikan untuk orang tua mereka ketika mereka telah lanjut usia. Sebagaimana (yang terjadi) ketika salah seorang ayah mencela anaknya yang durhaka (kepadanya), maka anak itu menjawab: “Wahai ayahku, sesungguhnya engkau telah berbuat durhaka kepadaku (tidak mendidikku) sewaktu aku kecil, maka akupun mendurhakaimu setelah engkau tua, karena engkau menyia-nyiakanku di waktu kecil maka akupun menyia-nyiakanmu di waktu engkau tua.”
Cukuplah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut menunjukkan besarnya manfaat dan keutamaan mendidik anak,
إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول: أنى هذا ؟ فيقال: باستغفار ولدك لك
“Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya, ‘Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu.’”
Sebagian dari para ulama ada yang menerangkan makna hadits ini yaitu: bahwa seorang anak jika dia menempati kedudukan yang lebih tinggi dari pada ayahnya di surga (nanti), maka dia akan meminta (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kedudukan ayahnya ditinggikan (seperti kedudukannya), sehingga Allah pun meninggikan (kedudukan) ayahnya.
Dalam hadits shahih lainnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seorang manusia mati maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah yang terus mengalir (pahalanya karena diwakafkan), ilmu yang terus diambil manfaatnya (diamalkan sepeninggalnya), dan anak shaleh yang selalu mendoakannya.”
Hadits ini menunjukkan bahwa semua amal kebaikan yang dilakukan oleh anak yang shaleh pahalanya akan sampai kepada orang tuanya, secara otomatis dan tanpa perlu diniatkan, karena anak termasuk bagian dari usaha orang tuanya . Adapun penyebutan “doa” dalam hadits tidaklah menunjukkan pembatasan bahwa hanya doa yang akan sampai kepada orangtuanya , tapi tujuannya adalah untuk memotivasi anak yang shaleh agar orang tuanya.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani – semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya – berkata, “(Semua pahala) amal kebaikan yang dilakukan oleh anak yang shaleh, juga akan diperuntukkan kepada kedua orang tuanya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala anak tersebut, karena anak adalah bagian dari usaha dan upaya kedua orang tuanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (Qs. an-Najm: 39)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh sebaik-baik (rezki) yang dimakan oleh seorang manusia adalah dari usahanya sendiri, dan sungguh anaknya termasuk (bagian) dari usahanya.”
Kandungan ayat dan hadits di atas juga disebutkan dalam hadits-hadist (lain) yang secara khusus menunjukkan sampainya manfaat (pahala) amal kebaikan (yang dilakukan) oleh anak yang shaleh kepada orang tuanya, seperti sedekah, puasa, memerdekakan budak dan yang semisalnya.”
Tulisan ringkas ini semoga menjadi motivasi bagi kita untuk lebih memperhatikan pendidikan anak kita, utamanya pendidikan agama mereka, karena pada gilirannya semua itu manfaatnya untuk kebaikan diri kita sendiri di dunia dan akhirat nanti.
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 20 Jumadal akhir 1430 H
Abdullah bin Taslim al-Buthoni